Kamis, 23 Mei 2013

Truly..

People Leave. I Hate People as deep as I Love Them.

Beberapa Scene Menyenangkan dalam Hidup Saya. I Just Simply Love Them.





Senin, 22 April 2013

With No-Words


Sebagai orang yang sudah melalui banyak hal menyenangkan bersamamu,
apa lagi yang bisa kuharapkan?
hampir tidak ada.
Aku bahkan tidak tahu harus merasakan apa.
Mungkin, bulir-bulir pasir yang menguning keemasan ditempa senja, dan desah angin yang menggelitiki kita bukan lagi satu-satunya pemandangan indah yang bisa kusaksikan.
Jangankan mega yang bersemburat jingga, bahkan birunya langit dan kelamnya mendung sudah fasih aku sesapi sensasinya.

Entahlah, semua itu sudah tak berarti lagi untukku. Semua keindahan itu sudah biasa untukku.
Aku tak lagi menatap nanar hingga Sang Surya menghilang dibalik lengkungan lautan dengan otak penuh senyumanmu.
Aku tak lagi mendesah ketika angin membelaiku dengan harapan bahwa itu adalah jelmaan jemarimu.
Aku sudah belajar untuk berhenti menghubungkan semuanya denganmu.
Kau tahu? banyak sekali yang sudah kulakukan untuk menjaga keseimbanganmu.
Kau orang yang terlalu mudah jatuh.
Aku selalu bersusah payah menegakkanmu kembali ketika badai mematahkan penyanggamu.
Setelah semua ini aku sadar, aku tidak terlalu kuat.
Kau bahkan tak pernah sepenuh hati membiarkanku menjadi sandaranmu, kan?
Dan apa-pun yang kulakukan untuk menyeimbangkan orbitmu selalu sia-sia karena kau sendiri membiarkan dirimu jatuh lagi, dan lagi.

Kau membiarkan dirimu sendiri dengan mudahnya terombang-ambing angin senja yang berbeda setiap sorenya.
Bersamaan dengan itu, aku kehabisan tenaga untuk terus menjagamu tetap berdiri.
Aku terjatuh jauh lebih dalam dari apa yang bisa kau pikirkan.
Maafkan aku.
Bukannya aku lelah. Jika lelah-pun aku bisa dan biasa menahannya.
Maafkan aku, sungguh bukan inginku berhenti meyakinkanmu.
Tapi bagaimana bisa aku membuatmu yakin kembali jika kau sendiri tak membiarkan dirimu sendiri meyakini semua ini?
Percuma sekali.

Aku tidak ingin membuatmu merasa melewatkan sesuatu yang penting.
Tidak.
Tapi aku sekarang ini cukup mengerti jika aku bukan sesuatu yang penting itu, karena pada kenyataannnya kamu dengan mudah melewatkanku.
Mungkin kau sedikit kecewa, bahwa seseorang yang dikirim Tuhan untuk mencintaimu bukan orang yang sama seperti dalam harapanmu.
Karena itu aku mengerti. Bukan salahmu jika tak bisa menerima. Bukan salahmu jika tak bisa melihat dengan seksama.

Aku ingin berhenti, tapi tidak bisa sama sekali.

Karena sekarang aku telah memilih untuk hanya berdiam diri, maka aku harus bisa menerima jika aku akan terus terusuk-tusuk duri. Tapi apalah arti sebuah tusukan jika aku terbiasa menikam hasratku sendiri?


 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir